Archive for the ‘ Puisi ’ Category

Puisi Cinta Anak Fisika

Archimedes dan Newton tak akan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku…

Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…

Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto
saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular
yang tak terbatas… Baca lebih lanjut

Suara Gorengan

j

Angin sepoi-sepoi menghembus di daerah pegunungan yang cukup dingin dan menyejukan. Hamparan pegunungan indah, hijau dan luas itu melengkapi indahnya panorama desa yang terkenal dengan petani kentangnya.

Namun daerah ini tampaknya kurang mendapat pendidikan agama. Berdasarkan informasi itulah, sekelompok pengurus pesantren dari luar kota dengan menggunakan mobil mendatangi desa tersebut. Mereka langsung menuju rumah tokoh kampung setempat.

“Assalamu’alaikum”, salam mereka. “Wa’alaikumsalam”, jawab Pak Hari. Setelah mereka dipersilahkan duduk, seorang dari mereka memulai pembicaraan. “Pak Hari, tujuan kami datang ke sini untuk menugaskan para santri kami yang ingin melaksanakan study tour ke desa ini”. “Oh iya saya selaku tokoh di desa ini merasa terhormat dan bahagia dengan kabar ini” ujarnya.

Perbincangan pun makin asyik dan hangat. Kegembiraan diantara keduanya terpancarkan dari wajah dan cara mereka berbicara. Hingga sekitar 3 jam lebih mereka berbincang-bincang, namun tidak ada satupun hidangan yang dikeluarkan. Rombongan dari pesantren ini mulai gelisah.

Di tengah-tengah kegelisahan mereka, Pak Hari berkata. “Bagaimana kalau anda sekalian mendengarkan qosidah yang akan saya bawa”. Kemudian dengan nada kesal seorang diantara mereka berkata. “Maaf pak! Bukannya kami tidak mau mendengarkan suara anda yang merdu itu, tapi kami lebih ingin mendengarkan suara ikan anda digoreng.”

Sumber : Majalah Cahaya Nabawiy no.75

Mengemban Dosa

mdsa

Tetesan embun nan bening
Menghias pagi yang hening
Kicauan burung nan indah
Menghibur hati yag gelisah

Gelisah karena dosa
Yang membuat hati semakin tersiksa
Membuat mata seakan buta
Membuat lidah tak mampu bicara

Ku sadar….
Dosa ini terlalu besar
Tapi ku juga sadar
Ampunan Robbku jauh lebih besar
Bagi mereka yang mau bertaubat
Kembali ke jalan yag benar

puisi tentang dosa, puisi ingat dosa,
Baca juga Puisi :

Sembuh!!!
Tetesan Air Mata Untuk Seseorang di Sana
penyebab dan yang akan terjadi
indah karena mu
MEI
Kenapa ???
Tawamu, Dia, dan Aku.
bertemu matahari
Kicau Burung